Sabtu, 28 April 2012

Double Phi



 OPEN PO EYESHIEL 21 JACKET
Disclaimer: the mangaka with little change
Harga: Rp 150.000
Bahan: Flece
AN EYESHIELD 21 FANFICTION
EyeShield 21© Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata
Wedding Preparation © Pinkyukka
Story by : Pinkyukka
Idea © forgot
Warning : possible OoC, typo[s], HirumaXMamori, etc.
Enjoy It !

"Cih! Dimana sih ibu menyembunyikan shotgunku?" seorang cowok bertelinga elf tampak sedang mengomel sambil melempar beberapa barang di laci meja.
Pluk
Diliriknya benda yang jatuh dari rak buku di dekat meja. Sepertinya salah satu barang yang dilempar oleh cowok itu membuat sebuah buku jatuh dari tempatnya. Buku pink dengan gambar bunga sakura dicovernya. Dipungutnya buku itu. Si cowok membolak-balikkan buku itu. Dibukanya buku yang ia anggap 'mencurigakan' itu.

Tanggal 07 April 20xx

Dear Diary,
Hari ini aku sangat bahagia. Hari inilah aku resmi mengganti namaku menjadi Hiruma Mamori. Nama yang indah bukan? Aku sangat suka nama ini. Ah iya diary, hari ini aku mau cerita tentang hari yang sangat menyenangkan ini.
"Bagaimana Suzuna?" Tanyaku sambil berputar di depan cermin.
"Cantik sekali Mamo-nee. Gaunnya sangat bagus dan cocok untuk Mamo-nee," jawab Suzuna heboh. Aku tersenyum. Aku masih mematut diri di depan cermin. Benar apa kata Suzuna, gaun ini bagus. Gaun yang tempo hari kupilih bersama Suzuna memang simpel. Gaun putih sedada dan dibagian punggungnya terdapat belahan yang menampakkan punggung putihku. Dibagian pinggul terdapat pita besar berwarna senada dengan ekor pita yang cukup panjang. Rambut panjang sepunggungku digulung sehingga menampakkan tengkukku. Dan kepalaku ditutupi kain putih transparan yang biasa disebut Maria Veil.
"Mamo-nee, jangan lupa bunganya." Suzuna memberikanku buket bunga mawar putih yang sangat indah. Buket ini dipesan oleh Suzuna sendiri. Dia tahu bunga kesukaanku. "Psst... Mamo-nee, nanti bunganya lemparkan padaku ya," bisiknya. Aku tersenyum. Rupanya ia ingin segera menyusulku. 

CKLEK

"Mamori-neechan, apa sudah siap?" tiba-tiba seorang pria berambut coklat masuk ke ruangan pengantin wanita -tempatku dan Suzuna berada-
"Yaa~ Sena. Mamo-nee sudah siap. Bagaimana menurutmu?" Tanya Suzuna sambil sedikit mendorongku.
Kulihat wajah Sena bersemu merah. Manis sekali.
"Ma, Mamori-neechan sangat cantik dan anggun," jawab Sena gugup. Aku tersenyum.
"Terima kasih Sena."
"Sena, Sena, bagaimana denganku?" Suzuna berputar sambil memegang ujung rok putihnya.
"Su-Suzuna-chan juga cantik." Wajah Sena makin memerah. Wajah Suzuna memerah. Lucu sekali pasangan ini.
"Ah ya, Sena. Apa You sudah siap?" tanyaku penasaran. Aku ingin lihat Youichi dalam balutan tuxedo putih.
"Sudah. Dia sedang…"

BRAAAKKK

"Hoi cebol sialan ! Sedang apa kau?" Youichi tiba-tiba datang sambil menendang pintu. Yak, pintu itu lepas dari engselnya dengan keadaan terbelah menjadi dua.
"Hi-hieee… Hiruma-san ma-maaf aku…" keringat dingin bercucuran dipelipis Sena. Pria beranting itu melirikku. Tampak seringai menghias wajah akumanya.
"Kekeke, sudah kubilang berhenti makan kue menjijikkan itu. Lihat, kau jadi gendut begitu tunangan sialan !" kata Youichi sambil menunjuk perutku.
"Mou.. Aku tidak gendut You. Dan kue sus itu tak menjijikkan!" kataku tak mau kalah. Aku menatap bola mata emeraldnya yang sangat indah itu. Dia balas menatap sapphireku. Tanpa kami sadari tampak kilatan-kilatan dimata kami. (ngerti maksudnya?)
"Su-sudah, Mamori-necchan, Hiruma-san. Hari ini kan kalian akan menikah," Sena berusaha menenangkan kami.
"Tch," Youichi melangkah keluar. "Persiapkan mentalmu tunangan sialan," kata Youichi di ujung pintu. Aku terkejut mendengarnya. Suzuna menyikutku.
"Hihihi, You-nii tahu Mamo-nee gugup." Wajahku memanas seketika.
Lonceng gereja terdengar sangat merdu ditelingaku. Aku terus berjalan menuju altar bersama ayahku yang menggandeng tanganku. Di sana berdiri seorang pastur dan pria tampan nan menyeramkan yang akan menikahiku. Ya, Hiruma Youichi. Orang terkasar yang pernah kutemui. Tapi anehnya, aku sangat mencintainya. Gila? Memang. Tapi aku suka kegilaan itu.
Pria beranting itu mengulurkan tangannya. Ayahku menyerahkan tanganku ke pria yang mirip akuma itu. Ah, ralat. Dia memang akuma. Catat itu.
"Ya, aku bersedia." Akhirnya aku mengucapkan kesediaanku menjadi pendamping hidup Youichi. Selamanya. Kulirik pria yang kini telah menyandang sebagai suamiku. Ia tampak lega. Ia menyematkan cincin emas putih dengan bertahtakan batu greenemerald yang indah kejari manisku. Cincin yang sama saat ia melamarku dulu. Giliranku menyematkan cincin. Aku terkejut. Cincinnya bertahtakan batu blue sapphire. Berbeda. Tapi aku tahu, itu melambangkan mata kami yang berbeda namun telah bersatu.
"Kau boleh mencium pengantinmu," kata sang pastur. Youichi menyeringai kecil. Aku gugup. Ini memang bukan yang pertama, tapi tetap saja rasanya deg-degan. Youichi memegang pundakku dan mendekatkan wajahnya dan kami…
"Ryo, lagi apa?" tiba-tiba seorang gadis muncul dibelakang sang cowok yang baru diketahui bernama Ryo. Cowok berambut hitam yang saat ini telah ia cat menjadi merah itu pun terkejut.
"Cih, kau mengagetkanku kakak sialan," kata Ryo sambil mengunyah permen karet. Gadis manis berambut hitam kecoklatan itu hanya nyengir sambil memperlihatkan deretan giginya yang runcing. Mungkin lebih tepat dikatakan menyeringai. Keturunan sang ayah.
"Hei, kau belum jawab pertanyaanku tadi," tuntut sang kakak.
"Lihat, apa yang aku temukan ini kekeke," Ryo menunjukkan buku ditangannya.
"Apa?"
"Diary ibu, kekeke."
Mata gadis itu membulat sedetik. Tampaknya ia tertarik dengan buku yang ditemukan adiknya itu. Gadis itu menyikut adiknya. "Kenapa kau tak bilang kalau menemukan buku menarik itu hah?"
"Baka! Aku baru saja menemukannya kakak sialan !"
"Jangan panggil aku seperti itu Ryo, panggil aku Yu-nee," omel sang kakak.
"Tch, nama sialanmu itu Kaori, buat apa memanggilmu 'Yu-nee' namamu tak ada unsur itu!" bentak Ryo. Kaori merengut. Sang kakak yang sudah biasa dengan sikap adiknya langsung merebut diary itu.
"Hoi, aku belum selesai!"
"Baca sama-sama dong." Kaori meleletkan lidahnya.
Setelah upacara yang sakral itu, kami segera menuju limosin putih yang sudah menunggu kami di depan gereja. Tapi sebelum itu kami harus melemparkan buket bunga. Aku bersiap-siap melempar buket bunga itu menuju arah yang berlainan dengan hadapanku (maksudnya kebelakang). "You, kau juga ikut melempar."
AN EYESHIELD 21 FANFICTION
EyeShield 21© Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata
Wedding Preparation © Pinkyukka
Story by : Pinkyukka
Idea © forgot
Warning : possible OoC, typo[s], HirumaXMamori, etc.
Enjoy It !
Cit cuit… kicauan burung pipit membangunkan sang malaikat yang sedang terlelap. Malaikat itu menggeliat. Ia mengambil jam weker yang terletak diatas meja kecil di sebelah tempat tidurnya. Pukul 8 pagi. 'Secepat itukah waktu berjalan?' batinnya.
"Mamoriiiii~" terdengar teriakan Nyonya Anezaki dari dapur menggema seantero dunia *lebay*. "Cepat bangun!"

Dengan malas Mamori bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman dan hangat itu. Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Pagi ini dia merasa badannya sangat pegal dan lemas.

Setelah selesai ia segera menuju meja makan. Ia duduk di tempat biasanya. Masih tampak kelelahan yang amat sangat tergambarkan di wajah cantik malaikat ini.

"Mamo-chan, kau kenapa? Wajahmu lesu," Tanya Papa Anezaki dari balik koran paginya.
Mamori menggeleng. "Aku tak apa-apa, yah. Cuma lelah karena semalam kok," jelas Mamori sambil tersenyum. Papa Anezaki diam menandakan ia puas dengan jawaban anak gadisnya.
"Mamo-chan, hari ini apa jadwalmu? Kau sudah menemukan gaun yang kau inginkan?" giliran Nyonya Anezaki yang bertanya sambil meletakkan sarapan yang ia buat di atas meja.
Mamori mengangguk. "Udah bu. Kemarin aku bingung milih yang mana. Gaunnya bagus-bagus. Suzuna pun sampai bingung mau merekomendasikan yang mana. Akhirnya kami pilih yang simple," jawab Mamori sambil mulai melahap sarapannya.

Ya, kemarin sang malaikat pergi mencari gaun untuk pernikahannya yang akan diadakan 2 minggu lagi bersama Suzuna sampai hampir larut malam. Sampainya di rumah Mamori tidak bisa tidur karena saking senangnya. Alhasil, paginya dia merasa sangat lelah dan mengantuk.
"Apa hari ini juga bareng Suzuna-chan?"
"Nggak. Hari ini aku pergi sama Youichi ke toko kue. Kata You, ia mau pesan wedding cake spesial. Setelah itu You mau mengajakku ke suatu tempat. Tapi entah kemana," jelas Mamori. Kedua orangnya hanya manggut-manggut.
Setelah selesai sarapan, Mamori segera bersiap. Jam 9 sang tunangan akumanya akan menjemputnya. Ia sibuk memilih-milih baju yang akan ia kenakan.
"Ini, terlalu simpel. Kalau yang ini, terlalu melambai. Yang ini terlalu merah." Mamori melempar satu persatu baju dari lemarinya. Tampak baju-baju tak bersalah itu berserakan di atas tempat tidurnya dengan tak berdaya. Kasihan sekali nasib para baju itu.
"Mamo-chan, Youichi sudah datang !" teriak Nyonya Anezaki. Ini kedua kalinya Nyonya Anezaki berteriak pada hari yang sama.
"Iya bu. Aku segera turun," jawab Mamori sambil mengambil salah satu baju di lemarinya. Dengan kecepatan cahaya yang ia pinjam dari Sena(?) ia segera berdandan.

~Mamori's POV~

Kupercepat langkahku menuruni tangga. Aku tak mau kalau si mantan komandan dari neraka itu mengejekku karena aku terlalu lama.
Kulihat cowok berambut spike blonde tengah berdiri di depan pintu. Ia mengenakan kaos hitam bergambar tengkorak dan celana jeans hitam yang membentuk kaki jenjangnya. Ah, dia tampak keren. Ia juga membawa 'pacar kedua'nya -–AK-47-. Ah tidak, lebih tepatnya aku yang pacar kedua. Miris.
"Ohayou You."

~End Mamori's POV~

~Youichi's POV~ 

"Hn." Jawabku sekenanya.
Hari ini si tunangan sialan itu memakai dress terusan pink selutut dipadukan dengan jaket blue jeans dan rambutnya yang panjangnya sepunggung di gulung. Cih, dia manis sekali.

~End Youichi's POV~

"You? Ada apa? Ayo berangkat," Mamori membuyarkan lamunan Youichi.
"Hn." Youichi berbalik dan menuju mobilnya yang terparkir dengan manis(?) di depan rumah Mamori.
"Ayah, ibu, aku berangkat," kata Mamori sambil mencium pipi Nyonya Anezaki. Lalu ia menyusul Youichi yang sudah di dalam mobil.
"Hati-hati Mamo-chan," Nyonya Anezaki melambaikan tangan ke anak semata wayangnya itu.
.
.
.
Mobil sport yang didominasi warna hitam itu melaju kencang.
"You, kita mau ke bakery mana?" tanya Mamori sambil melihat-lihat katalog toko-toko kue yang terkenal.
Tak ada jawaban.
"You! Jawab donk," Mamori menarik-narik lengan Youichi.
"Berisik! Kau diam saja cewek jelek !" bentak Youichi. Mamori memonyongkan bibirnya.
Tak berapa lama kemudian, mobil yang dikendarai secara serampangan oleh sang akuma akhirnya berhenti di sebuah toko kue.
Youichi segera keluar dari mobilnya. Lalu ia masuk ke dalam toko itu. Mamori mengekor dibelakangnya.
"Selamat datang Hiruma-sama," kata seorang pelayan sambil membungkukkan badannya. Tak hanya seorang yang membungkukkan badan, tapi semua pelayan. Mamori bengong melihat pemandangan yang
Senin, 23 April 2012

PO Devil Bats T-Shirt




Kaos Tim Devil Bats
bahan: Cotton Combed
gambar devil bats dibordir

harga: Rp 50.000 belum termasuk ongkir
PO dibuka mulai tgl 23 April - 5 Mei 2012

Bila ingin memeasan dengan desain khusus (bisa desain sendiri) harga Rp90.000 (belum ongkir)
ukuran (cowok):
S : panjang 71cm, lebar 48cm
M : panjang 73cm, lebar 49cm
L : panjang 75cm, lebar 50cm
XL : panjang 77cm, lebar 51cm
XXL : panjang 79cm, lebar 52cm
(bisa memesan dengan ukuran khusus)







Jumat, 20 April 2012

Duet June 2012











Sabtu, 07 April 2012

Happy 17th Morimoto Ryutaro


HAPPY BIRTHDAY
Morimoto Ryutaro




HAPPY BIRTHDAY
KEITO OKAMOTO


 









Kamis, 05 April 2012

Miki at SPEC Movie


Rabu, 04 April 2012

Miki and Other





Selasa, 03 April 2012

Kanata x Yudai




 
Hey! Say! PINK. Template Design By: SkinCorner