AN EYESHIELD 21 FANFICTION
EyeShield 21© Riichiro Inagaki and Yuusuke Murata
Wedding Preparation © Pinkyukka
Story by : Pinkyukka
Idea © forgot
Warning : possible OoC, typo[s], HirumaXMamori, etc.
Enjoy It !
Cit
cuit… kicauan burung pipit membangunkan sang malaikat yang sedang
terlelap. Malaikat itu menggeliat. Ia mengambil jam weker yang terletak
diatas meja kecil di sebelah tempat tidurnya. Pukul 8 pagi. 'Secepat
itukah waktu berjalan?' batinnya.
"Mamoriiiii~" terdengar teriakan Nyonya Anezaki dari dapur menggema seantero dunia *lebay*. "Cepat bangun!"
Dengan
malas Mamori bangkit dari tempat tidurnya yang nyaman dan hangat itu.
Ia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Pagi ini dia merasa
badannya sangat pegal dan lemas.
Setelah selesai ia segera menuju
meja makan. Ia duduk di tempat biasanya. Masih tampak kelelahan yang
amat sangat tergambarkan di wajah cantik malaikat ini.
"Mamo-
chan, kau kenapa? Wajahmu lesu," Tanya Papa Anezaki dari balik koran paginya.
Mamori
menggeleng. "Aku tak apa-apa, yah. Cuma lelah karena semalam kok,"
jelas Mamori sambil tersenyum. Papa Anezaki diam menandakan ia puas
dengan jawaban anak gadisnya.
"Mamo-
chan, hari ini apa
jadwalmu? Kau sudah menemukan gaun yang kau inginkan?" giliran Nyonya
Anezaki yang bertanya sambil meletakkan sarapan yang ia buat di atas
meja.
Mamori mengangguk. "Udah bu. Kemarin aku bingung milih yang
mana. Gaunnya bagus-bagus. Suzuna pun sampai bingung mau
merekomendasikan yang mana. Akhirnya kami pilih yang simple," jawab
Mamori sambil mulai melahap sarapannya.
Ya, kemarin sang malaikat
pergi mencari gaun untuk pernikahannya yang akan diadakan 2 minggu lagi
bersama Suzuna sampai hampir larut malam. Sampainya di rumah Mamori
tidak bisa tidur karena saking senangnya. Alhasil, paginya dia merasa
sangat lelah dan mengantuk.
"Apa hari ini juga bareng Suzuna-
chan?"
"Nggak. Hari ini aku pergi sama Youichi ke toko kue. Kata You, ia mau pesan
wedding cake
spesial. Setelah itu You mau mengajakku ke suatu tempat. Tapi entah
kemana," jelas Mamori. Kedua orangnya hanya manggut-manggut.
Setelah selesai sarapan, Mamori segera bersiap. Jam 9 sang tunangan
akumanya akan menjemputnya. Ia sibuk memilih-milih baju yang akan ia kenakan.
"Ini,
terlalu simpel. Kalau yang ini, terlalu melambai. Yang ini terlalu
merah." Mamori melempar satu persatu baju dari lemarinya. Tampak
baju-baju tak bersalah itu berserakan di atas tempat tidurnya dengan tak
berdaya. Kasihan sekali nasib para baju itu.
"Mamo-
chan, Youichi sudah datang !" teriak Nyonya Anezaki. Ini kedua kalinya Nyonya Anezaki berteriak pada hari yang sama.
"Iya
bu. Aku segera turun," jawab Mamori sambil mengambil salah satu baju di
lemarinya. Dengan kecepatan cahaya yang ia pinjam dari Sena(?) ia
segera berdandan.
~Mamori's POV~
Kupercepat langkahku menuruni tangga. Aku tak mau kalau si mantan komandan dari neraka itu mengejekku karena aku terlalu lama.
Kulihat
cowok berambut spike blonde tengah berdiri di depan pintu. Ia
mengenakan kaos hitam bergambar tengkorak dan celana jeans hitam yang
membentuk kaki jenjangnya. Ah, dia tampak keren. Ia juga membawa 'pacar
kedua'nya -–AK-47-. Ah tidak, lebih tepatnya aku yang pacar kedua.
Miris.
"Ohayou You."
~End Mamori's POV~
~Youichi's POV~
"Hn." Jawabku sekenanya.
Hari ini si tunangan sialan itu memakai dress terusan pink selutut dipadukan dengan jaket
blue jeans dan rambutnya yang panjangnya sepunggung di gulung. Cih, dia manis sekali.
~End Youichi's POV~
"You? Ada apa? Ayo berangkat," Mamori membuyarkan lamunan Youichi.
"Hn." Youichi berbalik dan menuju mobilnya yang terparkir dengan manis(?) di depan rumah Mamori.
"Ayah, ibu, aku berangkat," kata Mamori sambil mencium pipi Nyonya Anezaki. Lalu ia menyusul Youichi yang sudah di dalam mobil.
"Hati-hati Mamo
-chan," Nyonya Anezaki melambaikan tangan ke anak semata wayangnya itu.
.
.
.
Mobil sport yang didominasi warna hitam itu melaju kencang.
"You, kita mau ke
bakery mana?" tanya Mamori sambil melihat-lihat katalog toko-toko kue yang terkenal.
Tak ada jawaban.
"You! Jawab donk," Mamori menarik-narik lengan Youichi.
"Berisik! Kau diam saja cewek jelek !" bentak Youichi. Mamori memonyongkan bibirnya.
Tak berapa lama kemudian, mobil yang dikendarai secara serampangan oleh sang
akuma akhirnya berhenti di sebuah toko kue.
Youichi segera keluar dari mobilnya. Lalu ia masuk ke dalam toko itu. Mamori mengekor dibelakangnya.
"Selamat datang Hiruma-
sama,"
kata seorang pelayan sambil membungkukkan badannya. Tak hanya seorang
yang membungkukkan badan, tapi semua pelayan. Mamori bengong melihat
pemandangan yang